Candi ijo merupakan salah satu candi yang berada di daerah yogyakarta, tepatnya di desa sambirejo, kec. Prambanan. Penamaan candi ijo diambil dari lokasi berdirinya candi, yakni di bukit ijo. Beberapa hal yang menarik dari candi ijo ini karena letaknya yang berada di ketinggian 410mdpl sehingga candi ini merupakan candi dengan lokasi tertinggi di Yogyakarta.
Dari candi ini, kita dapat melihat pemandangan alam yang begitu mempesona disebelah barat candi, dan daya tarik lainnya dari candi ini adalah pemandangan sunset dan pesawat yang mendarat dilandasan adisucipto. Oleh karena itu selain wisata sejarah candi, disini juga dijadikan wisata sunset dengan perpaduan dari keunikan candi itu sendiri. Maka tidak heran kalau candi ini menjadi tempat favorit untuk melihat sunset di Jogja dan selalu ramai pada sore hari.
Sunset dari candi ijo, selalu ramai pengunjung
Untuk memasuki candi ijo ini pengunjung tidak
dikenakan tarif karena candi ijo ini dikelola oleh BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya), lain halnya dengan candi Ratu Boko, Prambanan, dan Borobudur yang harus membayar karena candi ini dikelola oleh BUMN. Namun dari sumber yang saya dengar, nantinya Candi Ijo juga akan menarik retribusi untuk masuk ke objek candinya.
dikenakan tarif karena candi ijo ini dikelola oleh BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya), lain halnya dengan candi Ratu Boko, Prambanan, dan Borobudur yang harus membayar karena candi ini dikelola oleh BUMN. Namun dari sumber yang saya dengar, nantinya Candi Ijo juga akan menarik retribusi untuk masuk ke objek candinya.
Candi ijo dibangun pada abad ke 9 di sebuah bukit. Ada beberapa kemungkinan mengapa candi ini didirikan disebuah bukit. Dari beberapa sumber yang pernah saya baca, salah satunya adalah karena dulu para leluhur menganggap gunung/bukit sebagai tempat yang disakralkan/suci dan menjadi rumah dari para dewa. Maka dari itulah candi ini didirikan dipuncak bukit.
Untuk tata letak pembuatan candi ijo ini berbeda dengan candi candi pada umumnya seperti prambanan dan borobudur yang memusat. Susunan candi ijo memiliki 11 tingkatan dan mengambil tata letak semakin ke belakang semakin sakral (depan = sebelah barat, belakang = sebelah timur). Di tempat yang paling sakral, yakni di tanah paling tinggi terdapat 1 candi utama yang menghadap ke barat dan 3 candi perwara yang menghadap ke timur. Sedangkan di tingkat bawah, candi-candinya belum dapat disusun kembali karena banyaknya batu-batu asli yang hilang, sehingga hanya terlihat seperti tumpukan batu-batu persegi. namun ada 1 candi yang dapat dipugar dibagian pojok.
candi ijo dengan 11 susunan tingkatan
Pada candi tingkat tertinggi terdapat 3 candi perwara yang digunakan untuk menyembah dewa brahma, wisnu, dan siwa. Didalam candi perwara terdapat lingga di candi bagian utara, di candi tengah ada patung lembu sebagai kendaraan dewa siwa, dan di candi sebelah selatan ada lubang yang disebut homa.
Didepan candi perwara, kita dapat masuk ke candi utama dengan ukiran makara dipintu masuknya, makara adalah ukiran berbentuk buta yang sedang membuka mulut, namun makara disini berbeda dari biasanya karena terdapat makara ganda dicandi utama.
Lingga di candi sebelah utara
nandi sebagai kendaraan dewa siwa di candi tengah
lubang, homa di candi sebelah selatan
Candi Utama
Didalam candi utama terdapat sebuah lingga yoni besar dan merupakan lingga yoni terbesar di indonesia berbentuk silinder yang ujungnya ceruk digunakan sebagai tempat aliran air, dan dibawahnya terdapat pahatan berbentuk naga dan kura-kura yang menompang aliran air dari yoni. Lingga Yoni melambangkan simbol pemujaan terhadap Dewa Siwa, dan kemungkinan besar pemujaan kepada Dewa Siwa dilakukan dengan menuangkan air ke Yoni dan hasil dari air itu disebut sebagai air suci.
Lingga Yoni di dalam Candi Utama
Selain itu, didalam dinding candi utama juga terdapat patung lelaki dan perempuan yang sedang tebang. Patung itu mempunyai maksud untuk mengusir roh-roh jahat yang ada disekelilingnya. Dan jika kita melihat keatas, tepat ditengah atap kita dapat melihat bentuk dari bunga teratai, "berdasarkan pengetahuan saya" hal itu menyimbolkan sebagai bentuk dari kesempurnaan spiritual, kebahagiaan hidup serta kebersihan hati nurani. Dalam beberapa legenda menggambarkan bahwa dimana ada bunga teratai maka disitu ada dewa, dan di Candi Ijo ini tergambar bunga teratai di puncak atap yang menggambarkan dari keagungan dan puncak kesempurnaan dewa yang dipuja.
Di Candi Ijo inipun beberapa kali saya melihat ada sejumlah orang yang sedang melakukan ibadah di Candi utama.
patung lelaki dan perempuan di dinding dalam candi utama
Atap Puncak Candi Utama
beberapa pengunjung yang melakukan ibadah di candi utama
Ada beberapa Arca yang sudah dipindahkan dari Candi Ijo yakni arca agastya, ganesha, dan durga yang sekarang disimpan di BP3 (Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala) Yogyakarta. Dan prasasti yang bertuliskan mantra kutukan yang berbunyi "om sarwwawisana sarwwawisana" yang ditulis sebanyak 16 kali, kini disimpan di Musium Nasional Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar