Arca Gupala
Sore hari menjelang malam sekitar jam 17.30 di Arca Gupala. Kala itu saya pergi ke Arca Gupala yang terletak di Desa Sambirejo, kec. Prambanan, Yogyakarta. Dengan bermodalkan petunjuk arah jalan, saya berangkat menuju lokasi. Namun beberapa kali saya kehilangan arah dan saya pun bertanya kepada warga setempat mengenai lokasi Arca Gupala tersebut.
Untuk menuju lokasi Arca Gupala, kita harus berjalan kaki karena
letaknya masuk ke tengah kebun. Disana, kita dapat melihat arca yang sudah tidak utuh lagi, beberapa hilang kepalanya, tangan, dll. Arca-arca itu dikelilingi dengan kawat berduri untuk mencegah kerusakan yang disebabkan manusia. Kala itu ada seorang warga yang sudah berusia menimba air disumur dekat Arca Gupala, saya sempat ngobrol-ngobrol dan bertanya dengan beliau mengenai Arca Gupala. Namun beliau enggan menceritakan, katanya "kalo saya cerita nanti ada yang marah", sontak saya pun heran dan penasaran dengan pernyataan beliau. Setelah kami ngobrol kembali, beliau meluruskan "maksud saya nanti kalo saya salah cerita, nanti saya dimarahi. Saya juga agak lupa sejarahnya" kata beliau. Akhirnya saya disarankan untuk pergi langsung ke kantor pusat informasi yang ada di dekat prambanan.
letaknya masuk ke tengah kebun. Disana, kita dapat melihat arca yang sudah tidak utuh lagi, beberapa hilang kepalanya, tangan, dll. Arca-arca itu dikelilingi dengan kawat berduri untuk mencegah kerusakan yang disebabkan manusia. Kala itu ada seorang warga yang sudah berusia menimba air disumur dekat Arca Gupala, saya sempat ngobrol-ngobrol dan bertanya dengan beliau mengenai Arca Gupala. Namun beliau enggan menceritakan, katanya "kalo saya cerita nanti ada yang marah", sontak saya pun heran dan penasaran dengan pernyataan beliau. Setelah kami ngobrol kembali, beliau meluruskan "maksud saya nanti kalo saya salah cerita, nanti saya dimarahi. Saya juga agak lupa sejarahnya" kata beliau. Akhirnya saya disarankan untuk pergi langsung ke kantor pusat informasi yang ada di dekat prambanan.
Arca Agastya
Seperti yang saya lihat, di Arca Gupala ini ada satu patung yang paling tinggi dan besar dibanding-patung lainnya. Patung yang satu ini juga berbeda, karena posisinya yang berdiri sedangkan patung lainnya yang ada disitu dalam posisi duduk. Setelah saya mencari informasi dari beberapa sumber, saya mendapatkan sedikit jawaban mengenai patung yang berdiri gagah yakni patung Agastya. Agastya adalah murid dari dewa siwa yang sangat spesial, agastya menyebarkan agama hindu dengan beralirkan hindu siwa. Agastya sendiri dapat dilihat dari bentuknya yang memegang tombak trisula ditangan sebelah kanan mirip seperti siwa, berperut buncit, serta berjenggot. Patung Agastya inilah yang menjadi ikon dari Arca Gupala.
Arca sedang duduk
Arca Duduk, hilang tangan - kepalanya
Arca Duduk, hilang tangan - kepalanya
Saat itu saya masih ngobrol-ngobrol dengan warga yang sudah berusia tadi, saya bertanya mengapa disekitar arca dibangun sumur? beliau pun menuturkan bahwa setiap tempat peribadatan selalu memiliki sumber mata air didekatnya. Saya pun menerima penjelasan dari beliau karena seperti yang kita tahu, tempat peribadatan seperti masjid, gereja, pura selalu berada didekat sumber air. Beliau pun kembali menjelaskan, sebenarnya sumber air di Arca Gupala dulunya berada ditangga bebatuan namun sekarang dipindahkan dan dibuatkan sumur disamping sumber air yang sebenarnya. Beliau juga menambahkan bahwa pemindahan sumber air yang sekarang menjadi sumur itu sekitar tahun 1954.
Tangga Batu, tempat sumber air sebelum dibangun sumur
sumur sumber air
Sumber air disini pun unik, meski dalam musim kemarau tetapi air disumur ini tidak pernah kering. Saya pun mencoba untuk melihat air sumur tersebut, dan ternyata air disumur itu sangat jernih dan misalkan tidak ada garis pagar pembatas dalam sumur, saya perkirakan permukaan air didalam sumur setara dengan permukaan tanah.
Karena sudah hampir malam sekitar 17.45, kakek tadi sempat pamit untuk pulang. Namun saya masih berada disini untuk mengambil foto arca tersebut. Beberapa saat kemudian saya merasa mrinding karena keadaan saat itu mulai gelap, ditambah lagi saat itu cuacanya kurang mendukung karena saya pergi sehabis hujan deras dan tempatnya pun menjadi agak becek. Disana hanya terdengar suara pepohonan yang terkena angin kencang, hawa dingin pun mulai terasa dan sayapun semakin merinding. Sebenarnya, dari awal saya sampai dilokasi arca gupala, saya merasa agak gak nyaman. Namun karena saat itu ada temen ngobrol ya agak sedikit hilang perasaan g nyaman itu. Namun setelah saya sendirian disini, beuuuuhhh merinding ga karuan ... angin gedhe, hawa dingin aneh dll. Karena tak ingin terjadi sesuatu yang tak saya inginkan, sayapun memutuskan untuk segera pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar